Mahasiswi Dokter Spesialis Undip Bunur Diri, Pihak IDI Minta Ada Pusat Trauma

Mahasiswi Dokter Spesialis Undip Bunur Diri, Pihak IDI Minta Ada Pusat Trauma

Seorang mahasiswi PPDS dari Universitas Diponegoro di Semarang telah meninggal karena diduga bunuh diri setelah mengalami perundungan. IDI menekankan pentingnya adanya pusat kesehatan mental untuk dokter yang sedang menempuh pendidikan dan spesialisasi, agar hal-hal seperti ini dapat dicegah di masa depan.

Moh Adib Khumaidi, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, menyatakan bahwa mereka menghormati proses hukum yang sedang berlangsung terkait kematian seorang mahasiswi PPDS Undip Semarang. Namun dia juga menekankan pentingnya pendampingan mental bagi dokter dalam menjalani kasus-kasus ini.

Menurut Adib, PB IDI menyambut baik proses penyelidikan yang sedang berlangsung oleh aparat berwenang. Sebagai tambahan, ia juga menekankan pentingnya dukungan kesehatan mental selama pendidikan bagi para dokter. Hal ini merupakan hal yang dianggap penting bagi PB IDI.

“Kami sangat mendukung pembentukan Pusat Trauma dan evaluasi kesehatan mental secara reguler untuk memastikan bahwa mahasiswa kedokteran dan spesialis menerima perawatan dan dukungan yang diperlukan,” tambahnya.

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk tidak berspekulasi tentang penyebab insiden tersebut sampai hasil penyelidikan telah selesai.

Menurut Adib, kerjasama adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi mahasiswa dalam pendidikan kedokteran dan spesialis. Mari bekerja bersama untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.

Sebelumnya telah dilaporkan bahwa seorang mahasiswi dokter spesialis Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang ditemukan tewas di kamar kos di Kelurahan Lempongsari. Terduga bahwa mahasiswi itu meninggal karena bunuh diri.

Setelah itu, polisi meminta bantuan seorang dokter untuk datang ke lokasi. Ternyata, korban meninggal karena telah mengonsumsi obat penenang yang disuntikkan sendiri ke tubuhnya.

Setelah insiden itu terjadi, Kementerian Kesehatan memutuskan untuk menghentikan program studi Anestesi di RSUP dr Kariadi dan melakukan investigasi untuk menemukan penyebab kasus tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top